<p>Selasa, 28 Pebruari 2023</p> <p>Tim penilai Lomba Ogoh-ogoh Kabupaten Badung berada di Balai Banjar Sekarmukti-Pundung, tahun ini ST.Sekar Jepun menampilkan ogoh-ogoh dengan tambahan teknologi, adapun tema ogoh-ogohnya sebagai berikut :</p> <p>BHUTA KALA DENGEN ( Nangluk Merana)</p> <p><br /> Diceritakan dari kutipan lontar Siwagama.<br /> Pada awal terciptanya kehidupan di bumi, Dewa Brahma sebagai Sang Dewa pencipta berupaya untuk menciptakan mahkluk hidup dibumi. Dewa Brahma yang saat itu meminta bantuan kepada Dewa Siwa, yang dimana Dewa Siwa menugaskan empat anaknya yaitu Sang Korsika, Sang Garga, Sang Maetri dan juga Sang Kurisya yang mempunyai kekuatan panca pangider untuk membantu Dewa Brahma. Namun dalam proses penyempurnaan (menciptakan makhluk hidup) yang harus dilakukan, keempat putranya ini melakukan kesalahan yang membuat Dewa Siwa murka sehingga dikutuklah keempat putranya ini menjadi kala yang bernama Sang Kala Prajapati Asura. Akhirnya Dewa Siwa menugaskan lagi anaknya yang kelima yang bernama Sang Pratenjala. Karena takut gagal dalam melaksanakan tugas dan dikutuk oleh ayahnya (Dewa Siwa), Sang Pratenjala meminta bantuan kepada ibunya yaitu Dewi Uma untuk membantunya. Akhirnya Dewi Uma dengan kekuatan Panca Durga-nya bersedia membantu anaknya dan mengubah dirinya menjadi Panca Durga agar bisa mewujudkan keinginan Dewa Brahma untuk menciptakan makhluk hidup di bumi. Dengan menggabungkan kekuatan Sang Pratenjala, Dewi Uma dan Dewa Brahma akhirnya terciptalah berbagai makhluk hidup termasuk manusia di bumi.<br /> Karena merasa iri melihat saudaranya berhasil dalam mengemban tugas, maka timbullah amarah dari Sang Kala Prajapati Asura hingga dengan kesaktiannya mengamuk dan menghancurkan semua makhluk ciptaan dari Dewa Brahma dengan menebar bermacam- macam petaka atau merana. Akhirnya Dewa Brahma dan Dewa Siwa turun tangan untuk mengatasi kehancuran yang dilakukan oleh Sang Kala Prajapati Asura, tetapi Sang Kala Prajapati Asura tidak bisa dikalahkan karena kekuatannya yang sangat dahsyat. Karena kehancuran yang dilakukan semakin besar akhirnya Dewa Wisnu juga ikut membantu Dewa Brahma dan Dewa Siwa menghadapi Sang Kala Prajapati Asura. Dewa Wisnu sebagai Dewa pemelihara sangatlah paham bahwa kemarahan seorang anak akan bisa diredakan hanya oleh ibunya. Akhirnya dengan bantuan Dewi Uma menggunakan kekuatan Panca Durga-nya maka amarah Sang Kala Prajapati Asura bisa diredakan kekuatannya.<br /> Karena kehancuran yang diperbuat sangat besar, akhirnya Dewa Siwa memberikan hukuman kepada Sang Kala Prajapati Asura yang dimana akan diberikan stana (kekuasaan) di catus pata (perempatan agung) tetapi dengan keadaan tangan yang diikat yang tujuannya agar sewaktu-waktu tidak melakukan kejahatan dan postur tubuh yang kurus dan tinggi menunjukan sifat yang selalu haus akan sesuatu serta rupa yang menyeramkan lalu diberi gelar dengan nama “Bhuta Kala Dengen”. Mulai saat itu manusia di bumi selalu menghaturkan sesajen dan upacara nangluk merana kepada Sang Bhuta Kala Dengen agar selalu diberikan keselamatan dan tidak menebarkan wabah atau merana di bumi.</p>
Penilaian Ogoh-ogoh ST. Sekar Jepun dalam Lomba Ogoh-ogoh Kabupaten Badung
28 Feb 2023