<p style="text-align: center;"> MUSIM &quot;NGULAH KEDIS&quot; PETANI DESA PANGSAN BERBONDONG - BONDONG KE SAWAH</p> <p style="text-align: justify;"> &nbsp;</p> <p style="text-align: justify;"> (2/4/2019) - Haaahh, haahh, haahhh, terdengar teriakan petani di Desa Pangsan saat mengusir burung pada pagi hari. Berbagai alat untuk mengusir burung telah dipasang seperti lelakut (orang-orangan sawah), bunyi - bunyian maupun kober. Saat ini di Desa Pangsan hampir memasuki musim panen.</p> <p style="text-align: justify;"> Salah satu petani, I Ketut Sukarma mengatakan jumlah hama burung kali ini cukup banyak dibandingkan panen sebelumnya. &quot;Burung sangat suka pada padi yang baru memasuki fase berbuah, saat masih kental dan manis. Sekitar 15 - 30 hari padi akan panen tergantung masing - masing varietas padi. Kalau tidak diusir bisa bergerombol burungnya datang, sehingga banyak buah padi yang rontok.&quot;</p> <p style="text-align: justify;"> I Nyoman Raka Tri Sukarya, Perbekel Desa Pangsan mengatakan, &quot;Setiap musim dalam pertanian itu unik. Kalau di Desa Pangsan mengusir burung masih menggunakan cara tradisional seperti lelakut tentunya dapat dikembangkan sebagai salah satu wisata yang patut dilestarikan. Tetapi tidak setiap musim panen burung akan menyerbu dalam jumlah besar. Kedepannya mungkin kita cari solusi dengan sistem pertanian organik dalam mengusir hama seperti burung maupun tikus agar hasil panen warga Desa Pangsan meningkat.&quot;</p> <p style="text-align: justify;"> (003/KIM PS)</p>
MUSIM "NGULAH KEDIS" PETANI DESA PANGSAN BERBONDONG - BONDONG KE SAWAH
10 Apr 2019