| Desapangsan Badung

Upacara “Ngeruak Setra” di Desa Pangsan “Ngeruak setra” berasal dari kata “ruak” yang berarti buka dan “setra” yang berarti kuburan. “Ngeruak setra” berarti upacara membuka kuburan, sebelumnya pada bulan Desember dilakukan “Nyengker Setra” (menutup kuburan) . Upacara ini dilakukan terkait "Karya Ngenteg Linggih di Pura Desa dan Pura Puseh". Membuka kuburan artinya segala jenis yang berhubungan dengan upacara Pitra Yadnya seperti Ngaben dan Nyekah dapat dilaksanakan. Tanggal 18 April 2018, upacara Ngeruak Setra diadakan di 2 tempat secara bersamaan yaitu di Pura Dalem dan di Pura Prajapati Kasianan. Sulinggih yang menghadiri upacara tersebut, berperan sebagai "pamuput karya" adalah Ida Pedanda Gede Pasuruan Manuaba dari Geriya Magelung Sangeh (di Pura Dalem) dan Ida Pedanda Gd Buruan dari Geriya Asrama Darmasaba (di Pura Prajapati Kasianan). Upakara yang digunakan saat Ngeruak Setra adalah bebangkit, dimana upacaranya diawali dengan mebiukaonan dan melis oleh Pemangku. Upacara selanjutnya yaitu matur piuning oleh Sulinggih, yang diakhiri dengan menabur "bija" dan "tirta pangeruak". Ketua panitia selaku penyelenggara kegiatan menyampaikan bahwa, "Upacara Ngeruak Setra ini merupakan salah satu upacara penutup dalam rangkaian Karya Ngenteg Linggih di Pura Desa dan Pura Puseh. Upacara sudah berjalan sebagaimana mestinya, tepat waktu dan berjalan dengan lancar tanpa hambatan yang berarti". Prebekel Desa Pangsan sebagai ujung tombak tercapainya keberhasilan suatu kegiatan atau upacara memberi tanggapan yaitu, "Saya sungguh mengapresiasi terhadap seluruh komponen penyelenggara upacara baik Sulinggih, Pemangku, panitia, perangkat desa, maupun masyarakat yang sudah berkontribusi dalam seluruh rangkaian Karya Ngenteg Linggih di Pura Desa dan Pura Puseh. Adanya upacara Ngeruak Setra ini, maka upacara – upacara Pitra Yadnya dapat dikakukan sebagai mana mestinya terkait kewajiban terhadap leluhur. Sehingga kedepannya dalam acara apapun warga desa tetap kompak dalam pelaksanaannya". (003/ KIM PS)